Sore ini aku buru-buru
pulang karena teringat dengan tugas kuliah yang belum ku kerjakan sedangkan
besok pagi adalah hari untukku menyerahkannya beserta Persentasinya, Meskipun
ini tugas kelompok, tetapi dikelompoku tidak ada yang bisa ku andalkan, malah
teman-teman yang lain main dulu ke rumah atau ke kosan teman mereka
masing-masing. Aku pun mengencangkan jalanku karena jarak kosanku cukup jauh
dari kampus, aku sengaja mencari tempat
yang jauh dari keramaian apalagi dengan kemacetan jalan yang sering terjadi
didekat kampus yang membuat nafasku sesak, maklum dari kecil aku sudah punya
penyakit asma dan saat ini asmaku semakin kronis. Aku pulang dengan berjalan
kaki karena tadi pagi ku tak menggunakan Motor karena berangkat bareng dengan
teman sekelasku Randy.
Setelah ku sampai
di kosan bergegas ku untuk mengambil air wudhu dan shalat, baru sehabis itu aku
langsung makan dulu dan kemudian ku buka laptoku dan mencari beberapa buku
untuk ku jadikan referensi, sedang sisa isinya ku coba cari di blog untuk
mempercepat tugasku agar cepat selesai, karena
badanku yang sudah lelah, akibat tadi pagi sebelum kuliah aku beserta anak-anak
sekelas pergi latihan bermain Basket di Auditorium. Hampir 3 jam ku kerjakan
tugas, namun tugasku baru sebagian sub judul makalahku yang baru kukerjakan
ditambah mataku yang telah lelah sepertinya meminta untuk dipejamkan, aku pun
pergi ke kamar mandi dan mengambil segelas air minum untuk sedikit menyegarkan
mataku, aku pun kembali bertarung dengan tugasku yang ingin cepat-cepat
kuselesaikan agar bisa sesegera beristirahat.
Tetapi,,, tak lama
setelah ku mencoba mengerjakan tugasku terdengar Hp ku yang berada di kantong
celanaku berbunyi, aku pun bangkit dan lekas mengambilnya. Saat kulihat siapa
yang menelpon, ternya itu adalah Rina teman dari Pacarku yang pernah dia
kenalkan kepadaku dan juga merupakan teman kami diskusi dikampus meskipun
berbeda Fakultas, bahkan Rina bisa disebut sahabat karibnya Mila dari semester
satu, bahkan kosan mereka berbarengan. Lalu ku angkat telpon itu dan terdengar
suara Rina dibalik telpon tersebut
“Haloo..rangga?”
katanya sambil seperti ada sesuatau yang terjadi. “Ia ada apa rin?” Jawabku.
“Ga, kamu lagi dimana sekarang? Bisa kesini sekarang ga?” Tanya Rina lagi.
“Kesini kemana Maksud kamu?, emang ada apa?” sahutku dengan penuh keingin
tahuan. “gini Ga, tapi kamu kesini dulu aja.. ini tentang Mila” Jawab Rina. “Milaa???
Emang Mila kenapa Rin? Ada apa dengan Mila?” balik ku bertanya. “Mila
kecelakaan ga,,,!!” jawabk Rina lagi. “apa kok bisa??” tanyaku lagi pada Rina
dengan penuh ketidak percayaan atas apa yang terjadi. “Udah ga, jangan banyak
tanya sekarang kamu kesini aja, aku lagi di Rumah Sakit Al-Islam, Mila lagi
koma”.. jawab Rina.
Hpku langsung ku
matikan meski terdengar suara Rina berkata “Halloo ga”, kulangsung mengambil
kunci dan helm tanpa merapihkan kerjaanku. Aku pun bergegas menyalakan motor
dan langsung tancap gas ke menuju Rumah Sakit. Tetapi setelah ku keluar dari
jalan kosanku menuju jalan raya Sukarno-Hatta keadaan jalan saat itu masih
macet padahal sudah hampir jam 10 malam, dan ini tak seperti bisaanya.
Perasaanku bercampur, bukan hanya sedih mendengar orang yang kusayangi terkena
musibah, tetapi hatiku juga bercampur kesal karena keadaan jalan yang seperinya
tak mendukungku, “mungkin alloh sedang mengujiku” tertegun suara hatiku dalam
keadaan yang seperti itu. Sudah setengah jam lebih aku terjebak macet, dan
jarakku hanya bertambah beberapa puluh meter. Hatikupun kembali seperti berkata
“bodoh,, kenapa aku tidak berputar saja agar lebih cepat”… tetapi sayang sayang
saat itu aku sudah tak bisa untuk memutar karena terjebak kemacetan ditambah
asap kenalpot yang membuat nafasku sedikit sesak. Kemudian kudengar lagi Hpku
berbunyi, dan kulihat sebuah sms ternyata dari Rina juga, lalu kubaca “ga, km
msh dmn? Cepetan….” Akupun membalas sms itu “ia rin, ini lg di Ushain soalnya
mcet” .
Setelah beberapa meter
dari kemacetan, akupun langsung kembali menancap penuh gas motorku agar cepat
sampai dan ingin segera bisa melihat keadaan Mila… namun sayang baru kulihat pintu
masuk Rumah Sakit ternyata disana juga sedang macet, mungkin karena banyaknya
keluar masuk pasien atau penjenguk atau karena tukang angkot yang lagi ngetem… “hah benar-benar kesabaranku
sedang di uji, padahal Rumah Sakit hanya tinggal beberapa meter lagi, tetapi
kenapa harus macet” keluhku dalam hati..
Setelah ku sampai ke
rumah Sakit, ku langsung Parkirkan Motorku dan bergegas lari ke rauang
Resepcionis untuk bertanya dimana kamar yang Bernama Mila. “Mbak, Maaf kalo
kamarnya Mila yang baru masuk sore ini karena kecelakaan sebelah mana ya??”
Tanyaku pada seorang Resepcionis Rumah Sakit. “Mila apa Mas nama panjangnya?”
Tanya Rcepcionis. “Mila Maratusshalihat” jawabku. “oh… ia ini ada Mas, di Kamar
Angrek no 8” Jawab Mbak tersebut. Aku pun bergegas mencari kamar yang dimaksud,
setelah ku temukan kamar tersebut, akupun langsung bergegas masuk. Tapi, saat
ku lihat kedalam kamar hanya ada seorang suster yang sedang merapikan kamar
tersebut. Akupun bertanya dimana Mila sekarang “Sus, tadi kata Resepsionis kamar
ini di isi sama orang yang bernama Mila, tapi kok ga ada ya?” tanyaku dengan
penuh keheranan.“Oh, ia Mas emang tadi ada tapi sudah dipindahkan” jawab
suster. ”kemana ya Sus?” tanyaku. Baru Resepcionis tersebut berkata “Ke….” Hpku
kembali berdering dan tak kulihat langsung ku angkat, ku langsung bertanya
“Sekarang Mila dimana? Kata resepcionisnya dipindah” Tanyaku. “Ga… Milaaaa….” Terdengar
suara seperti bersedih yang amat dalam dari suara Rina. “Mila? Mila kenapa Rin?
Sekarang Milanya dimana? Ayoo jawab” tanyaku dengan suara agak tinggi. “Mila… Mila…
udah gak ada ga” jawab Rina. “Ia memang Mila udah ga ada, kata susternya
dipindahin” sahutku. “bukan Itu ga, tapi Milaa…. Mila udah ga ada, Mila udah
pergi buat selama-lamanya”. Daaaaarrr… seperti petir disiang bolong mendengar
orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya.
Mungkin karena
mendengar pembicaraanku, suster tersebut lalu berkata “Maaf Mas, tadi pasien
yang dirawat disini sudah tidak bisa tertolong lagi, sekarang dia dipindahin ke
kamar mayat di ujung koridor sebelah kiri.” Aku pun langsung kembali berlari
dan mencari tempat yang dimaksud, sambil berharap apa yang terjadi tidak
benar-benar terjadi. Setelah kutemukan tempat yang dimaksud kulihat Rina
bersama Ibunda Mila sedang duduk didepan
Kamar Mayat, terlihat mereka bersedih dan mengucurkan Air mata. Kaki ku pun
yang tadinya berlari mulai melambat melihat kesedihan dari mereka berdua, lalu
aku langsung bertanya dimana Mila. “Tante, Mila dimana?” tanyaku. “Mila, Mila didalam
rangga” jawab ibunda Mila dengan bertambah sedih. Akupun ingin segera masuk
untuk melihat Mila, tetapi aku mencoba kembali bertanya agar mereka tidak
begitu sedih, sedangkan aku sendiri meskipun begitu sedih mencoba untuk tidak
memperlihatkan kesedihanku dihadapan mereka.“lalu Om kemana tante?” tanyaku,
“Om lagi ngurusin Administrasi sama Ambulance untuk membawa Mila pulang.”
Jawabnya. Aku pun berbicara beberapa kalimat tentang kebaikan Mila, dan juga
penyesalanku beserta permintaan maafku apabila berbuat salah pada Mila.”enggak
apa-apa ko ga, malah tante yang minta maaf kalau Mila berbuat salah sama kamu”.
“Oh enggak ko tante, Mila orangnya baik, Mila gak pernah berbuat salah sama
rangga” aku pun ikut bersedih mengingat semua kebaikan Mila.
Setelah berbicara dengan ibunda Mila, akupun
bergegas menuju Rina, dengan beberapa hal yang Ingin kku tanyaka. Kulihat Rina
tertenduk lesu sama sepertiku tak bias menerima apa yang terjadi.
“Rin” ucapku.
“Ia ga?” jawab Rina.
“Kamu tau gimana
kejadiannya, sampai Mila kecelakaan?” tanyaku
“Ia ga, soalnya tadi
aku sepulang kuliah pergi bareng sama Mila” jawabnya.
“emang kemana?” tanyaku
lagi.
“Aku tadi di ajak Mila
buat beli kado untuk kamu, katanya besok kamu ulang tahun ya ga?” jawab Rina
dengan menerangkan.
‘Ia, tapi kenapa ko
Mila bias ampe kecelakaan gitu?’ tanyaku dengan heran.
“tadi, sebelum Mila
tertabrak kami berdua nyebrang keluar dari Mall, tetapi setelah hampir sampe
disebrang Mila balik lagi buat ngambil kadonya, yang terjatuh karena takut
terlindas Truk. Sayang sebelum Mila meraih kadonya Truk dengan cepat menabrak
Mila hingga tubuh Mila terpental jauh, lalu aku pun segera menelpon Ambulance
untuk segera membawa Mila ke rumah Sakit agar bisa terselamatkan, dan setelah
di Rumah sakit keadaan mila keritis dan Akhirnya tak bias tertoloh” Jelas rina.
“Kenapa, kenapa ga
dibiarin aja kadonya? Padahal aku gak pernah ngeharepin apaun hadiah dari dia”
jawabku sambil merasa bersalah.
“Oh ia ga, ini kado
yang mau dikasih Mila sama kamu, katanya kamu udah lama banget pengen Jaket
yang kayak gini, tapi katanya uang kamu belum cukup” ucap rina sambil
memberikan kado terakhir dari Mila.
Setelah melihat apa
yang diberikan Mila, aku pun merasa tambah bersalah, atas apa yang aku inginkan
beberapa bulan lalu. Aku pun kemudian berlari menuju kamar mayat untuk melihat
Mila, namun karena Lampunya tidak dinyalakan aku pun mencari saklar listrik
dengan hp. Setelah saklar ku temukan disisi dingding, lalu aku nyalakan lampu
diruangan tersebut. Tapi aku yang masih bersedih terkejut melihat Mila membawa
sebuah kue dikelilingi lilin beserta teman-temanku, disaat itu pula ada ayah
Mila yang ikut mengucapkan ulang tahun kepadaku, Rina beserta Ibunda Mila dan
Suster pun masuk dan tertawa melihat ekspresiku yang kelihatan masih bingung.
Mila pun lalu mendekatiku dan berkata “Maaf ya bi.. udah buat abi khawatir”.
Akupun sedikit malu, namun senag karena orang yang kusayang tak lagi hilang dan
pergi untuk selamanya, “ia gak apa-apa, abi kirain beneran apa yang terjadi
sama amy” aku pun mengusapkan tanganku ke atas kepalanya lalu mengecup sedikit
keningnya, sebagai tanda sayangku. “Love U a Me”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar