Selasa, 31 Januari 2012

Kejujuran (Honesty)


 
     Kejujuran bukan hanya akan membawa keberkahan. tap jujur adalah salah satu jalan kita yang harus kita tempuh. toh buktinya banayak orang-orang yang tidak jujur akhirnya malah tidak bereuntung. 
       Mau bukti??? tau pinokio? gimana kalau gak jujur?
     Nah,, itu juga salah satu hal yang di dapat dari ketidak jujuran,hee
      Bukan kah Rasul pernah bersabda, bahwa sesungguhnya katakanlah (Jujur) meski apa yang dikatakan itu menyakitkan!! Wahh,,, itu saking jujur begitu harus. disini saya akan mencoba membahas tentang Arti Sebuah "kejujuran."

      
             Pertama, Pentingnya Kejujuran
        Hadits Rasulullah SAW
. Dalam perilaku akhlak terpuji banyak sekali akhlak-akhlak yang masuk kepada bagian akhlak terpuji beberapa contohnya ialah dalam hadits Rasulullah SAW.

         Yang artinya : “Abu Umamah Al-Bakhili r.a berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda:”Saya dapat menjamin suatu rumah dikebun surga untuk meninggalkan perdebatan meskipun dia benar. Dan menjamin suatu rumah dipetengahan syurga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah dibagian tertinggi dari syurga bagi orang yang baik budi pekertinya.”
    
                Penjelasannya,
            Hadits ini menerangkan tentang tiga perilaku akhlak yang dijamin masuk dan mendapatkan tempat di syurga dari rasulullah SAW untuk mereka yang memilikinya. Tentu saja perilaku ini dibarengi dengan kewajiban dan amalan yang lainnya.
            Isi hadis ini di rincikan satu persatu.  
             1.Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar.
            Bedebat dan berbantah-bantahan adalah suatu pernuyataan dengan maksud untuk menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang berdebatnya itu tidak taahu persis permasalahannya, karena kebodohannya. Dan yang lebih di tonjolkan dalam berdebat adalah ke egoannya sendiri, sehingga dia berusaha mengalahkan lawan debatnya dengan berbagai cara.
            Sebenarnya, tidak semua bentuk perdebatan dilarang dalam islam apalagi kalau berdebat dalam mempertahankan aqidah. Hanya saja, perdebatan ssering kali membuat orang lupa diri, terutama kalau perdebatannya dilandasi oleh keegoan masing-masing, bukan di dasarkan pada keinginan untuk mencari kebenaran.
            Tidak sedikit orang yang memiliki ego sangat tinggi dan tidak mau dikalhkan oleh orang lain ketika berdebat walaupun dalam hatinya merasa kalah. Tipe orang seperti itu, biasanya berusaha untuk selalu mempertahankan idenya dengan cara apapun. Kalaupun di layani yang terjadi bukan adu argumen melainkan adu fisik. Oleh karena itu, perdebatan hendaknya di hindari karena berbahaya dan di anggap perbuatan sesat     meskipun benar. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: “ Tidaklah sesat suau kaum setelah mendapatkan petunjuk Allah, kecuali kaum yang mendatangkan perdebatan.” (H.R At- tirmidzi, dari abu umamah)
               Nabi menganjurkan umatnya untuk meninggalkan dan membiarkan orang yang selalu ingin menang dalam perdebatan tsb, walaupun dia merasa bahwa dia menang atas perdebatan tersebut. Dengan berperilaku seperti itu, bukan berarti kalah dalah dalam perdebatan tsb, melainkan menang di sisi allah dan mendapatkan pahala yang besar.
Akan tetapi, dalam hal-hal tertentu, seperti keta berdebat dengan orang-orang kafir mengenai aqidah, kita harus memperthankan pendapat kita dengan bnerbagai cara supaya mereka menyadari bahwa aqidah kitalah yang benar dan mereka yang salah.
            Hal ini dikuatkan oleh firman Allah SWT:
ô`tBur ÞOn=øßr& Ç`£JÏB 3uŽtIøù$# n?tã «!$# $¹/Éx. ÷rr& z>¤x. ÿ¾ÏmÏG»tƒ$t«Î/ 3 ¼çm¯RÎ) Ÿw ßx΃=øÿã tbqßJÎ=»©à9$# ÇËÊÈ  
            Yang Artinya: “ Sesungguhnya setan itu membisikan kepada kawan-kawanya agar mereka membantah kamu, dan juga kamu, dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Q.S Al-An’am.121)
            Dengan demikian perlu diketahui bahwa adakalanya kita harus mengalah dalam berdebat, dan ada kalanya kita harus mempertahankan argumen kita tergantung pada kondisi. Namun, dari hadits yang tadi kita sebutkan adalah untuk kemaslahatan dan supaya tidak terjadi perpecahan yang diakibatkan oleh hanya berdebat dan saling tidak mau kalah akan pendapat msing-masing yang bahkan bisa mengakibatkan perkelahian dan keributan.
            Olek karena itu apabila berdebat dalam hal yang tidak jelas motiv dan tujuannya   
maka lebih baik jauhilah perbuatan tersebut, karena meninggalkan perdebatan adalah paling utama dan mendapatkan pahala dari Allah SWT, dengan menempatkannya di syurga..

          2. Berdusta walaupun Bergurau.
            Jujur lawan katanya adalah dusta atau berbohong .  Allah melarang untuk berdusta  sebaliknya Allah sangat mengharagai serta mengharuskan manusia unuk jujur walaupun hanya sebatas bercanda dalam hadits dikatakan bahwa akan dijamin Rasulullah ditempatkan di tengah syurga.   
            Dalam bercanda biasanya seseorang suka melebih-lebihkan candaannya untuk mengundang tawa orang lain supaya merasa puas dan senang, bahkan sampai harus rela menyisipkan kebohongan dalam gurauannya. Hal seperti itu, amatlah tidak dibenarkan dalam islam walau bagaimanapun alasannya.berbohong merupakan perbuatan yang dilarang.
Sabda Rasulullah SAW.

َ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ, فَيَكْذِب بِاْلحَدِيْثِ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ, وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ.
Artinya: “ Dari bahz Ibn Hakim dari bapaknya dari kakeknya, bawa Rasulullah SAW. bersabda, “Kecelakaanlah bagi orangyang menceritakan, tetapi ia berdusta untuk membuat orang-orang tertaw dengan itu. Kecelakaanlah baginya! Kemudian kecelakaanlah baginya.”
            Rasulullah SAW mencontohkan  tentang bercanda dengan tidak dicampuiri dengan dusta. Ketika beliau didatangi oleh seorang nenek dan bertanaya “apakah nenek akan masuk surga?”, Rasull menjawab bahwa di surga tidak ada nenek-nenek, lalu nenek itu menangis. Aisyah dengan rasa ibanya menyakan kepada rasulullah dan rasul menjawab bahwa di surga tidak akan ada nenek-nenek dan kakek-kakek, maka aisyah pun tertawa.
Para ahli ilmu harus memegang teguh kejujuran karena apabila dihdapkan pada persoalan yang belum dia ketahui maka dia harus jujur bahwa dia tidak tahu. Bahkan Para Ilmuan salaf pada setiap selesai menulis karyanya di akhiri dengan kalimat Wallohu’alam. Pernyataan adalah kejujuran.
            Menurut M.Q Shihab, ada tiga jenis jawaban orang belum mengetahui jawbannya, yakni:
a. Menjawab dengan membohongi dirinya sendiri dan penanya.
b. Berusaha meyakinkan dirinya dan penanya, dengan memberikan jawaban yang tidak pasti, dengan hanya dugaan sedangkan dalam al-Qur’an dugaan tidak pernah benar sedikitpun. (Q.S An-Najm 28)
c. Bersikap jujur dengan kata saya tdak tahu. Dan jawaban itu sering di gunakan Rasull ketika beliau belum tau ilmunya.

            Maka oleh karena itu tanamkanlah selalu kejujuran karena itu merupakan akhlak terpuji, karena di jamin Rasulullah ditempatkan di tengah surga.

            3. Orang yang baik budi pekertinya.
            Salah satu tujuan Rasulullah SAW di utus ialah untuk menyempurnakan akhlak manusia Sebagai Rasull beliau tidak hanya memberikan ajaran atau tetapi juga dengan memberikan suri tauladan kepda umatnya yang merupakan salah satu keberhasilan Rasulullah.
Seperti dalam srat Al-Qalam ayat 4
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
            Sebagai suri tauladan yang baik Rasull diberi dan memiliki budi pekerti yang agung, dan di jadikan contoh untuk umatnya. Sifat-sifat budi pekerti di janjikan oleh Rasulullah SAW ditempatkan rumah dibagian tertinggi di surga .
Kejujuran Membawa Kebajika.

       Hadits Rasulullah SAW
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً  رواه مسلم .
Artinya: Abdullah Ibnu Mas’ud berkata bahwa Nabi SAW, bersabda “Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan sesseorang itu berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah Sebagai orang yang jujur dan benar.  Dan dusta menuntun kepada kecurang dan curang menuntun kepada neraka. Dan seorang yang berdusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta
.
            Penjelasan Hadits
         Di antara pengaruh kejujuran adalah teguhnya pendirian, kuatnya hati, dan jelasnya persoalan, yang memberikan ketenangan kepada pendengar. Dan di antara tanda dusta adalah ragu-ragu, gagap, bingung, dan bertentangan, yang membuat pendengar merasa ragu dan tidak tenang. Dan karena itulah:
فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ
"Maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan dan bohong adalah keraguan."
Perlu diketahui bahwa orang jujur dan pendusta di tempatkan dalam tampat yang berbeda, jujur di surga karena pantas mendapatkannya. Dan dusta di neraka karena balasannya.
   Orang yang selalu berkata benar bukan hanya mebermanfaat bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain karena dapat dipecaya, namun sebaliknya dengan pendusta yang hanya akan merugi dan tak dapat dipercaya karena perilakunya.

Jadi??? Gak Perlu Nunggu nanti untuk berbuat jujur, jujurlah dulu pada diri  sendiri!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[url=https://www.auroramine.com/?ref=40416][img]https://www.auroramine.com/assets/images/banner/b2.gif[/img][/url]