Sabtu, 04 Februari 2012

Masa Rasulullah saw di Madinah (Hijrah)


1)     Awal Rencana Hijrah

Secara sederhana, Hijrah berarti pindah. Suatu peristiwa Sirah Nabawi (sejarah Rasulullah SAW) bersama-sama Mukminin pindah dari Makkah ke Madinah pada satu setengah millenium yang lalu, dan merupakan awal tahun baru Islam sejak shahabat Umar Ibnu Al-Khattab RA menetapkannya sebagai kalender hijrah. Hijrah bukan melarikan diri karena takut siksaan, atau karena tekanan musyrikin Quraisy semata.
            Kedatangan Rasulullah ke kota Yasrib (Madinah sekarang) telah dinantikan oleh saudara-saudara di districk ini, yang telah mengenal islam dan mengakui kepemimpinan nabi Muhammad SAW sebelumnya. 
Para komunitas baru (muhajirin) berharap agar komunitas muslim mekah membawa angin segar dalam menata kehidupan baru di wilayah Yastrib. Sepertidalam perjanjian aqobah II, saat mereka berhaji ke Mekah. Sedangkan untuk umat muslim Mekah Hijrah bagi mereka akan adanya harapan baru perkembangan islam yang lebih maju, aman, tertib, dan sejahtera. Yang secara umum tidak bisa di dapatkan di mekah.
Untuk Muhajirin hijrah adalah harapan baru untuk menjadi masyarakat yang dinamis yang memiliki hak-hak kewarganegaraan yang sama. Begitupun sebaliknya mereka yang telah datang yakni para golongan Anshar dari kalangan pribumi (yastriib) dan membangkitkan semangat sesama muslim dan sesama etnis Arab, yang sebelumnya sarat dengan konflik. Akibat kekuasaan yahudi yang berlebihan.

2). Kedatangan Rasul di Yastrib
Di Yastrib sebelum kedatangan Rasull telah terjadi ketegangan antara kaum Aus dan kaum Khazraj dan terjadinya perang Bua’ts, dan konflik ini membuat penduduk menderita, Rasululloh yang telah mendapatkn pengaduan dari masyarakat telah membaca yang posisinya bukan hanya sebagai nabi juga sebagai pemimpin bahwa beliau harus menyatukan kedua kekuatan yang berada di bawah ancaman. Setelah rosululloh memiliki kesepakatan agar umat muslim di mekah hijrah ke madinah.
Hijrah ini telah di lakukan secara berangsur-angsur dan berkelompok yang di pimpin oleh umar bin khotob. Rasululloh saw dan abu-bakar sampai di tempat ini pada 12 rabiul awal (12 September 622 M) setelah sahabat yang lain sampai terlebih dahulu. Adapun Ali paling ter akhir untuk mengelabui, dan melihat sikap kuffar mekah atas keputuan Muhammad. Muslim yang Hijrah mencapai dua ratus orang.
Rasull dengan Abu Bakar Mmemasuki daerah yang disebut Qub, yang terletak didaerah Yatrib, yang belum dikenal Rasulullah, namun pernah dengan sedikit informasi dari Mush’ab bin Umar. Dan menginap di rumah lelaki tua (Senin-Jum’at), Kultsum bin Khadam bin Amr Al-Qoes Al-Aus, yang biasa digunakan pangkalan pertama orang-orang yastrib. Selama meneap di Quba mereka dan masyarakat membangun Mesjid yang berkiblat ke Mesjid Baits Al-Muqaddas, dan mengajarkan agama islam dengan sungguh-sungguh..
Setelah beliau meniggalkan Quba untuk ke kota Yastrib, disana pmasyarakat berkumpuluntuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW, yang membawa risallah illahiyyah. Al-askari meriwayatkan dari seorang yahudi (masuk islm)” sebelum al-musthafa (nabi saw) sampai di madinah, orang-orangpun menyongsong kedatangan beliau dengan berlarian. Mereka bersorak (kegirangan) Rasull datang! maka akupun datang dengan orang-orang untuk melihat sendiri Rasull.
3). Pembangunan Kota Madinah
Kedatangan Rasululloh sangat di terima masyarakat yastrib, karena mereka rindu akan pemimpin yang adil dan bijaksana, dan bisa menengahi perpecahan diantara mereka. Di mulailah dakwah dan penyebarn islam rasulullah di kota ini dengan membeli tanah dari anak yatim sahl dan suhail bin amr, dan membangun masjid serta tempat tinggal beliau. Rasululloh mengadakan perjanjian dengan agama lain agar tidak saling mengganggu 9perjanjian madinah).
Pencapaian rasululloh setelah menyebarkan islam di yastrib yakni telah mempersaukan kembli persaudaraan antara sahabat muhajirin dan anshor unuk saling mencintai, dan pesatuan antara kaum Aus dan Khazraj yang menjadi sahabat anshar. Serta terbentuklah masa yang semakin kuat dan kokoh di bawah bimbingan rasululloh sampai  atas 700 orang, yang terdiri dari berbagai kabilah di madinah yang di dorong oleh motivasi dan cahaya agama.
Masih pada tahun pertama (622-623-624) rasululloh terus mngembangkan dan membangun sarana sosial yang dianggap penting untuk menghubungkan lokasi umat islam antar wilayah, khususnya masjid nabawi dengan bukit sal’a di sebelah barat. Rencana yang di buat rasululloh berjalan dengan lancar dan tercapai tanpa ada konflik dan menambah kekkompakan antara muhajirrin dan anshor.
Dengan tata kota dan pengaturan yang baik yastrib menjadi kota yang indah dan tertata rapih, sehingg akhirnya yastrib di gnti nama oleh rasull dengan nama “madinatu-rasulillah” dengan artian kota kebaikan.
Seperti dalam hadis rasul “kalian (sekarang) menyebut yastrib dengan sebutan madinah dan barang siapa menamai yastrib untuk madinah maka Allah akan mengampuni,ia adalah tempat yang baik“ . Mengapa beliao tidak menyukai yastrib yakni karna artinya adalah “kesalahan atau tempat yang buruk “ dan Rasulalloh tidak menyukai nama-nama yang buruk .
Dalam perjanjian telah disepakati bahwa Rasulalloh SAW . berhak sepenuhnya atas tanah kosong di madinah. Oleh karena beliao membagi-bagikan kembali kepada para sahabat yang membutuhkan dengan syarat harus di garap dengan baik . Kebijakan ini dilakukan agar terjaganya kehidupan ekonomi para Muhajirin dalam tahun-tahun pertama , karna mereka tidak mungkin mengandalkan bantuan sahabat Anshar .
Setelah seluruh perencanaan Rasulallah akan ekonomi , sosial , agama , dan budaya berjalan dengan lancar . Seiring dengan itu kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebelumnya belum pernah di rasakan di Madinah maupun Mekah sendiri .
Inilah bukti perjuangan dan ketaatan atas aturan yang ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah telah dipenuhi (dijalankan) maka ini berarti menjamin kepentingan mereka sendiri secara simbolik.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah memprediksi bahwa perjalanan sejarah ummat Islam akan ditandai dengan silih bergantinya pola kepemimpinan yang berlaku. Bakal ada lima babak perjalanan sejarah ummat Islam dengan lima pola kepemimpinan sejak awal Nabi Akhir Zaman shollallahu ’alaih wa sallam tersebut diutus hingga datangnya hari Kiamat. Inilah hadits yang dimaksud:
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ
ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ
مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
Muncul (1) babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul (2) babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul (3) babak Raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul (4) babak Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak (5) Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian. Kemudian Nabi diam.” (HR Ahmad)
Siyasah
1. Masa Nabi Muhammad dan dua pertama khulafa al-rasyidun:
a. Nabi Muhammad menduduki jabatan penting, sebagai pimpinan agama maupun pimpinan negara (politik) khususnya di saat di Madinah. Kepentingan umat diatur berdasarkan wahyu turun, hal-hal di luar wahyu dimusyawarahkan dengan para sahabat.
b. Saat Nabi wafat, proses suksesi muncul. Memilih orang yang dapat menduduki dua jabatan rangkap sekaligus, yaitu pimpinan spiritual dan politik. Atas dasar musyawarah dari beberapa kelompok ( sekarang kita kenal perwakilan-parlemen), akhirnya memilih Abu Bakar sebagai gantinya. Jabatan ini dipegang selam 2 tahun. Beliau lebih senang disbut khalifat al-rasul.



2. Pokok-pokok pengaruh politik saat Nabi di Makkah;
a. Pengaruh eksternal ;
1)      Ka\’bah sebagai monumen suci diakui oleh masyarakat, dikunjungi oleh penganut-penganut agama masehi Yahudi atau Nashrani.
2)      Hijaz sebagai wilayah yang tidak diperhitungkan oleh kerajaan-kerajaan besar di wilayah Utara (meliputi Romawi dan Persia dll).
3)      Sumber mata air, sumur zamzam sebagai salah satu potensi ekonomi yang strategis.
4)      Muhammad saw yang dikenal dari sejak kecil sebagi \”al-amin\”. Didukung dengan nasab yang sangat berpengaruh \”nabi Ismail ?Ibrahim \”.
5)      Pengaruh budaya dari kerajaan-kerajaan di wilayah Utara ? Timur; sebagai transformasi dagang, pengaruh kerajaan protektorat (di bawah lindungan negara kuat ) Hirah dan Ghassan serta masuknya misi Yahudi Nasrani.
b. Pengaruh internal ;
1)      Kecerdasnnya yang sangat baik dan keadaannya yang yatim menjadikan dirinya kuat dan peka terhadap lingkungan. Cepat beradaptasi dengan lingkungan, protes dalam dirinya untuk tidak menyembah berhala serta berpihak kepada rakyat kecil (termarginal).
2)      Pada usia muda beliau mengembala kambing. Dalam bertafakkur dapat menemukan jati dirinya sehingga dapat menjauh dari tradisi jahiliyah.
3)      Pada usia 12 tahun disaat berdagang dengan Abu Thalib menemukan isyarat dari pendeta Kristen, tentang tanda-tanda pemimpin agama dan sekaligus pemimpin umat.
4)      Pada usia 25 tahun menikah dengan wanita kaya dan isterinya sebagai orang pertama masuk Islam. Sokongan moral yang sangat berharga.
5)      Usia 35 dapat mengatasi problim Hajar Aswad Ka\’bah dengan sangat bijaksana. Mampu mengatasi perpecahan kelompok.
6)      Masuk usia 40 melakukan kontemplasi di Gua hira 5 tahun, mampu melakukan komunikasi dengan Malaikat Jibril.
7)      Ayat-ayat al-Qur\’an (di Makkah) dipandang sebagai doktrin ideologi yang bertujuan untuk merubah tradisi yang sesat. Ideologi ini yang menjadi program dasar merubah tatanan sosial.
8)      Dakwah siriyah, sebagai bagian dari perjuangan oposan. Di Makkah Nabi saw tidak melakukan perang ? perlawanan.
9)      Rekrutmen sahabat lebih banyak diterima oleh kalangan tertindas. Orang-orang penting seperti Abu Bakar.
c. Corak pokok dari kepemimpinan nabi Muhammad saw dan dua khalifah pertama ;
1)      Ideologi tawhid yang diperjuangkan, berhadapan dengan tradisi jahiliyah (sebagai gerakan oposan – di Makkah, di Madinah sebagai kekuatan yang dominan ).
2)      Tatanan ekonomi yang berbasis kerakyatan berhadapan dengan kapitalis.
3)      Rekrutmen warga yang berbasis rakyat kecil.
4)      Mendanai kepentingan negara dengan sumber dana yang besar, seperti ghanimah, salab, fai, zakat, infak dll.
5)      Kekuatan tentara yang memiliki kemampuan tawhid ( moral) dan fisik, serta mengangkat perwira tinggi secara proporsional.
6)      Relasi antar warga yang diperkuat dengan model ukhuwah Islamiyah.
7)      Mengutamakan dialogis antar warga (musyawarah).
8)      Kekompakan pejabat tinggi negara dalam menangani disintegrasi (pada saat Abu Bakar).
9)      Penghargaan kepada mantan pejabat tinggi negara dengan memberi tunjangan pensiun.
10)  Menjunjung tinggi nilai-nilai kesejahteraan dan keadilan. ( pemerataan kekayaan dan supremasi hukum) dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[url=https://www.auroramine.com/?ref=40416][img]https://www.auroramine.com/assets/images/banner/b2.gif[/img][/url]